Rabu, 15 April 2009

waWancaRa WaRtawan siSwa

BINTANG


HASIL WAWANCARA KU NIeh…

Uang saku adalah salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk memenuhi segala kebutuhan termasuk untuk jajan yang merupakan kebutuhan yang nggak ada habisnya.
Muhammad Fathoni Eko Nugroho Putro , siswa kelas Unggulan XII IPA 1 SMA MTA SOLO pun tak malu-malu mengaku menjadi salah satu “ penerima “ uang saku dari orang tua nya.
“Buat aku,uang saku itu merupakan kebutuhan pokok,tapi kalo nggak dikasih juga nggak apa-apa,kalo uang saku yang dikasih orang tua ke aku masih sisa,sebaiknya disimpan aja,because investasi adalah masa depan,”ujarnya. “Aku juga harus pandai-pandai mengatur pengeluaran agar tetep bisa disisihkan ,”terang cowok kelahiran Sragen, 1 Januari 1992 ini.
Oni , sapaan akrab cowok yang menjadi mantan ketua OSIS di sekolahnya ini juga mengaku sebenernya uang saku itu nggak harus.”Umpama aku nggak dikasih uang saku , aku juga harus usaha , agar tidak mengharap terus pemberian dari orang tua, “tambahnya. Uang saku itu boleh di habiskan , tetapi habisnya itu untuk memenuhi kebutuhan itu adalah suatu kewajaran.
“ Sebenernya aku juga harus belajar mengatur uang saku, trus juga berlatih kerja, agar kita bisa memenuhi kebutuhan sendiri,” tutur cowok yang tinggal di asrama beralamat di Jalan Pepaya No 44 Masaran Sragen ini.
“ Menurut aku, agar bisa memenuhi kebutuhan yang mendadak, aku juga buat anggaran tiap hari nya ato ditulis secara rinci dan teliti, ada beberapa cara mengelola uang saku.
Pertama, untuk kebutuhan yang sangat penting, uang nya disimpan didalam amplop lalu ditulis untuk apa uang itu,” kata Oni yang punya hobi membaca ini.
Cara kedua buat nya adalah, uang disimpan dengan disisihkan terlebih dahulu,dan jangan diambil untuk kebutuhan lain.” Ini cara bagus yang digunakan untuk mengatur uang saku kita,” ujarnya. Saling berbagi ke temen itu juga juga sangat penting untuk dilakuin.” Kalo kita mau berbagi, saat kita butuh, pasti temen kita juga ,mau membantu. Juga saat kita tidak dikasih uang saku ,kita usaha untuk minjem temen dulu,” kata cowok yang sering ikut Olimpiade TIK ini. Yang paling penting adalah kita harus pandai mengatur uang saku.
Tapi Oni juga menambahkan, ada yang menganggap sebelah mata tentang uang saku .” Banyak presepsi uang saku itu hanya untuk jajan, oleh karena itu, selain untuk jajan,sisihkan buat menabung untuk hari esok,” ujar cowok penyuka warna biru ini.


By : HUdha _WASIS.

Jumat, 10 April 2009

Peduli Pendidikan

GURU YANG BAIK KAH ??

Jangan kau Tanya apa yang telah beliau berikan..
Tetapi tanyalah apa yang telah kau berikan kepada negeri Mu..

Tentunya kita semua kenal dengannya, Apalagi saat kita duduk dibangku sekolah. Setiap hari hanya ilmulah yang selalu di berikan kepada anak didiknya. Selalu mengajarkan kebaikan dan memberikan nasehat-nasehat kepada kita.
Guru, itulah sebutan yang kini telah merakyat dari dulu hingga sekarang.
Tak heran , sosok guru sangat dihormati dan disegani oleh siapapun yang mengenalnya . Lebih-lebih sering muncul anggapan bahwa guru memiliki sebuah makna, “ digugu lan ditiru “. Makna ini sangatlah besar harganya, tidak semua orang bisa mendapatkannya. Memang, di Negara kita sosok guru sangat besar jasanya. Memberikan banyak manfaat kepada anak didiknya. Bangsa kita tidak akan pernah maju tanpa seorang guru. Mencerdaskan bangsa dan Negara tak luput dari peran serta sang guru. Benar bukan ???
Kebaikan guru memang bisa dilihat dari segala aspek kehidupan, terutama saat di bangku sekolah. Memberi nasehat dan berbagi ilmu, itulah hal-hal yang setiap hari disampaikan kepada kita sebagai anak didiknya. Apakah itu saja tugas baik sebagai seorang guru ?? Mungkin kita semua sudah pernah mengalami bagaimana rasanya diajar dan dibimbing oleh guru. Kewajiban kita sebagai anak didik adalah selalu memperhatikan dan melaksanakan tugas yang diberikan. Tetapi masih ada juga yang selalu menyepelekannya. Memang , biasanya para guru langsung bertindak memberi hukuman atau dimarahi . Guru yang baik tentunya guru yang selalu bisa mengerti dan memahami apa yang diinginkan anak didiknya selagi masih dalam batas kewajaran.
Mungkin kita juga pernah merasa kesal sama guru kita di sekolah , mulai dari tingkat SD hingga SMA. Munculnya perasaan kesal tersebut pastilah ada sebabnya dan biasanya tiap anak punya cara sendiri untuk mengungkapkannya . Perasaan kesal, marah , bercampur malu ketika anak dihukum atau dimarahi guru didepan teman-temannya. Itu biasanya sering kali terjadi pada anak tingkat SD , tak jarang hal itu juga terjadi pada anak tingkat SMA. Guru yang seperti itu tentunya bukan guru yang baik untuk anak didiknya.
Jika anak didik sudah kesal dan marah pada gurunya, pasti muncullah rasa malas untuk bertemu dan yang lebih bahaya lagi, jika anak tersebut jadi tidak suka pada mata pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.
Terpujilah wahai engkau bapak ibu guru…
Nama Mu akan selalu hidup dalam sanubariku…
Sepetik syair lagu tersebut mengingatkan kita atas jerih payah guru. Salah satu faktor utama kenapa guru marah pada anak didiknya, karena dianggap tidak sesuai dengan harapan dan perintah guru, padahal factor utamanya karena kurangnya komunikasi antara guru dan anak didiknya , sehingga terjadi frame komunikasi yang nggak nyambung.
Sebaiknya , apabila anak didik melanggar atau berbuat salah , jangan langsung di beri hukuman atau dimarahi karena potensinya tidak akan berkembang dengan baik , justru akan berkembang ke arah negative. Seharusnya , diberi tugas yang lebih dibanding teman-temannya, tugas yang bisa membuat Si anak didik merasa selalu diperhatikan , bukan merasa disalahkan.
Dari beberapa dampak yang telah terurai bisa kita ambil ha; terpenting, selain banyak memberikan nasehat dan ilmu, ternyata masih ada juga anak didik yang yang menganggap bahwa guru adalah momok yang menakutkan, sosok yang kurang bisa mengerti apa yang diinginkan anak didiknya.
Hal itu menjadi bahan perenungan untuk semua Sang pemberi ilmu agar lebih bisa menyambung komunikasi . Apakah itu tugas baru bagi seorang guru ?? Sejatinya, menyimpan rasa kesal terhadap guru itu tidak baik, mereka sudah mengabdi untuk Negara demi mencerdaskan bangsa dan cukup sabar mengajarkan pelajaran kepada kita semua , Ini juga harus menjadi bahan instropeksi diri Si anak didik, mungkin memang salah atau kurang disiplin.
Tidak perlu mencari siapa yang harus disalahkan , perlunya menjalin hubungan yang baik antara anak didik dan guru, itulah salah satu cara untuk bisa menjalin komunikasi , agar sosok guru tetap memiliki image baik dan bersahaja di dalam maupun diluar.
Oleh karenanya, citra guru yang bermakna “ digugu lan ditiru “ jangan di hancurkan dengan sikap atau tindakan yang kurang mencerminkan sebagai seorang guru yang baik.
CATATAN TERAKHIR
DI BUKU BIRU


Angin malam berhembus lurus vertikal melaju kencang. Hawa dingin menusuk kulit, sesekali terdengar suara jangkrik mengusik sepinya malam. Tak ada hiasan sinar bintang dan cahaya bulan. Tapi, aku bingung…ia selalu memandangi hitamnya langit. Aku tak tahu apa yang sedang kau pikirkan. Kau selalu di tempat yang favorit itu, ya...avoid, dan disinilah kita selalu bertemu, sahabatku…
Duduk diam tanpa terucap sepatah katapun, itulah yang biasa Andi lakukan setiap hari. Ia adalah sosok orang yang bisa dibilang kurang pandai dalam bergaul. Aku tak tahu ini bisa terjadi. Di kelas unggulan ini, ia selalu diam seribu bahasa dan biasa duduk sendiri. Walaupun ia selalu sendiri, aku tahu, dia adalah anak yang cerdas dan biasa masuk peringkat 3 besar dikelas. Memang, dengan akulah Andi biasa ngobrol,curhat dan bercanda tawa, bukan dengan teman yang lainnya.
Sudah biasa aku mendengar, banyak teman bilang ia orang gila,aneh,kuper,cupu dan masih banyak lagi. Tapi ia selalu tegar dalam mendengarkannya. Tak jadi masalah baginya,sungguh mulia hatimu sahabat….Ia sering menulis sesuatu hal yang suka maupun duka di buku favoritnya,”buku biru”, yang katanya ia beli dengan harga 2000 rupiah, tak mahal memang, tapi buku itu bagaikan sebuah benda yang paling berharga bagi dirinya.
“Andi, kamu mau daftar organisasi ?? ” tanyaku pelan penuh harap.
“Tidak !! “ jawab Andi, jawaban yang begitu singkat Andi lontarkan.
“Lho…kenapa ? tanyaku lagi.
“Nggak kenapa-napa kok “ jawabnya.
Aku juga bingung kenapa ia tak tertarik masuk organisasi, padahal ia mempunyai banyak potensi yang gemilang. Dia adalah temanku yang sangat hebat. Bila aku bingung soal pelajaran, diasrama ia selalu membantuku dalam mengerjakan dan menyelesaikannya. Aku dan Andi bisa akrab karena jadi satu regu kelompok kerja. Ia adalah sahabat sejatiku, sahabat yang mau mengerti tentang aku,sahabat yang terus selalu membantuku, walaupun kerap sekali mendapat hadiah ejekan dan cacian dari orang lain, tapi Andi tetap sabar dan tegar. Ia memang hebat, benar-benar hebat, bagaikan segumpal karang yang tak hancur dihantam gelombang besar.

Waktu terus melaju begitu singkat, seolah waktu terus berlari tiada henti. Kini 1 minggu lebih 2 hari, ia tak tampak dikelas dan bangku depan pojok kanan kini kosong tak berpenghuni. Entah apa yang terjadi, aku tak tahuapa yang menimpa dirinya, akupun bingung. Tak henti-hentinya aku selalu berusaha mencari informasi kesana-kemari tentang dirinya, tapi hasilnya tatap nihil. Aku tambah bingung, benar-benar bikin aku bingung dan khawatir.
Waktu itu, aku usai membaca buku diperpustakaan, 2 hari kemudian datanglah pengurus OSIS perlahan-lahan berjalan menuju kelasku, ia minta dana sumbangan untuk orang sakit. Lalu kutanya siapa yang sakit.
“Kak, emangnya yang sakit siapa ?? “ tanyaku lirih.
“Temanmu, Andi !! “
Aku kaget hampir jantungku mau copot, rasanya seperti tersambar petir di siang bolong, saat mendengarnya. Ternyata sahabat sejatiku menderita penyakit yang cukup sulit untuk disembuhkan, sudah lama ia merahasiakannya. Aku tak tahu, dia juga tak pernah cerita sedang menderita Kanker Otak.
Aku hanya bisa diam mendengar kabar itu,sedih bercampur gundah menyelimuti hatiku. Wahai sahabatku, disini aku hanya bisa berdoa untuk kesembuhanmu,sabarlah dalam menahan rasa sakitmu. Semoga Allah menyembuhkanmu.
Tiga minggu berlalu dengan penuh harapan, rasanya begitu cepat, aku tak menyangka, Andi sekarang terbaring lemah di Rumah Sakit, sahabatku sedang diuji oleh Allah dengan rasa sakitnya. Aku pun berharap ia cepat sembuh dan bisa ngobrol bareng dan bisa mengajariku lagi.
~~**~~

Tepat pukul 10 pagi, matahari belum begitu menyengat kepala. Tiba-tiba seorang guru mengabarkan bahwa Andi telah meninggal dunia. Hatiku serasa mati mendengar kabar itu, tak kuasa menahan tegaknya aku berdiri, rasanya aku ingin segera berteriak kencang. Sahabat yang selalu setia menemaniku,mengajariku, kini telah pergi, pergi jauh dan takkan pernah kembali, kini tinggal kenangan. Kuberanikan diriku untuk izin ikut melayat sahabatku, ya..untuk mengiringi kepergian seorang sahabat sejati untuk yang terakhir kalinya di Pemakaman Umum didaerahnya.
Aku tak tega, melihat Ibu Andi yang sangat terpukul atas kepergiannya, begitu juga aku. Perlahan-lahan butiran air mata membasahi pipiku. Banyak sekali yang merasa kehilangan. Orang-orang telah beranjak pulang, tinggal aku yang masih berada disamping tempat istirahatnya yang terakhir ini. Aku pun teringat masa-masa indah kala aku bercanda tawa dengannya, sungguh tak terlupakan, banyak sekali kenangan yang tak mungkin hilang dalam memoriku, kenangan yang tak bisa terungkap dengan kata-kata.
Daun-daun kering mulai berjatuhan, pertanda sudah tak mampu lagi berfotosintesis. Angin sepoiberlalu lalang seraya menhampiriku. Tiba-tiba seorang pria setengah baya, berbalut kemeja hitam berpeci, datang menghampiriku.
Tepat sekali, laki-laki itu ayah Andi. Dengan mata berkaca-kaca, beliau memberiku sebuah bingkisan kotak terbungkus kertas hijau cukup rapi. Aku menatapnya, hanya anggukan yang beliau tampakkan kepadaku.
Aku penasaran apa isi dari bingkisan itu, ku buka pelan, aku sangat terkejut melihat isinya, sebuah buku biru yang selalu ia bawa, ia berikan untuk ku. Ku buka isinya perlahan, dan sungguh indah. Banyak cerita-cerita kami yang ia curahkan di buku itu. Jeritan hati, suka maupun duka perjalanan hidup. Dihalaman buku terakhir ini kulihat tulisan terakhir Andi.
Untuk sahabat sejatiku….
Sampai disinilah perjumpaan kita, memang terasa cepat bagaikan air yang mengalir deras di sungai, pahit rasanya. Tapi kau adalah sahabat terbaikku yang tak akan kulupakan. Maafkan aku sahabat, hanya ini yang bisa aku berikan untukmu. Terimalah dan jagalah baik-baik, sahabatku….Selamat tinggal…sampai bertemu di surga nanti….
Sahabatmu…
Andi…..
Tak bisa kebendung lagi, air mata ku kembali membasahi pipiku, tiap tetes membasahi tulisan terakhir buku itu. Selamat jalan sahabatku…semoga engkau diterima di sisi-Nya.

Jumat, 20 Maret 2009

Untuk Alam Ku yang Rontok

DI BAWAH JEMBATAN MOJO

Kala waktu belum terlalu gelap

Akupun tahu…

Tumpukan sampah dimana-mana

Airmu pun berubah seperti tinta hitam

Nafasmu…

Oh,sungguh mengerikan

Burung-burung kecil yang beterbangan rendah

Ikan-ikan yang mengadu nasib dalam aliranmu

Saling bertanya-tanya

Sebenarnya…

Apa yang menimpa keadaanmu??

Pohon-pohon yang ada disekitarmu

Saling menundukkan diri

Seakan ikut sedih melihatmu

Kaupun sebenarnya tahu…

Ini benar ulah manusia yang tolol

Berbuat seenaknya…

.